Rabu, 09 November 2011

ilmu ekonomi



Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
  • Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
  • Sumber daya tersedia secara terbatas.
  • Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
  • Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
  • Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
  • Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
Harga
Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)
Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan
Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis
Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan

Perkembangan Perekonomian Pada Masa Mashab Austria


BAB I
PENDAHULUAN

            Pada permulaan tahun tujuh puluhan abad yang lalu, tiga orang sarjana tanpa tergantung satu sama lain, sampai pada ajaran guna batas. Mereka adalah : Karl Menger, Gossen dan Von Bohm Bawerk. Persamaan pikiran antara mereka adalah bahwa nilai merupakan suatu hubungan antara manusia dan benda.
            Manusia menberikan nilai-nilai terhadap benda-benda. Dengan demikian maka teori harga obyektif kaum klassik secara definitive dikalahkan. Bilamana semua manusia meninggal dunia maka benda-benda akan mempertahankan beratnya, panjangnya dan sebagainya. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan nilai benda-benda tersebut.
A.   LATAR BELAKANG
Pelopor : Karl Menger (1817), buku yang dikarangnya adalah “Grundsatye der Volkswirt – schaftslehre”. Dalam rangka pertentangan metode terhadap Schmoller ditulisnya pula buku : “Uber die Methode der Sozialwissenschaften und der Politische Oekonomie ins besondere”. Ada beberapa hal pokok yang mencirikan Mashab Austria yaitu :
1.         Teori harga subyektif ;
2.         Biaya produksi tidak memegang peranan tersendiri dalam pembentukan Larga ;
3.         Pembagian pendapatan primer dilihat sebagai suatu problem penilaian-penilaian subyektif ;
4.         Mashab ini bertolak daripada penawaran tetap alat-alat produksi ;
5.         Ajaran nilai subyektif dianalisa secara mendalam sekali oleh Mashab Austria.
Sehubungan dengan itu, maka dapat dikatakan bahwa mashab tersebut bersifat psikologis dengan kurang bersifat matematis. Jadi pada Mashab Austria dapat dijumpai teori harga subyektif dalam bentik optimal forma.


B.   RUMUSAN MASALAH
Untuk mempermudah dalam membahas masalah-masalah yang muncul yang tidak dapat dijawab semua oleh paper ini, maka penyusun membatasi pada permasalahan “Masih relevan atau tidakkan pendapat-pendapat dari masing-masing tokoh sejarah pada saat jaman seperti ini?”.

















BAB II
PEMBAHASAN

            Pada khususnya, dalam perkembangan perekonomian masa Mashab Austria terdapat 3 tokoh sejarahwan yang mempelopori lahirnya aliran ini.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain : Karl Menger, Gossen dan Von Bohm Bawerk.

A.    KARL MENGER (1840 – 1921).
Pada tahun 1870 di Austria, Perancis dan Inggris dikemukakan oleh ahli ekonomi Karl Menger yang mengememukakan, bahwa sebuah teori nilai baru yang bukan saja berbeda sekali dengan ajaran nilai tenaga kerja yang dahulu dipakai, akan tetapi pula membuka jalan-jalan baru guna mengatasi problematika yang belum terpecahkan. Teori baru tersebut menempatkan sikonsumen sebagai subyek yang akhirnya akan memberikan penilaian pada pusat pemikiran ekonomi.
Dapat diklasifikasikan dari pendapat itu antara lain sebagai berikit :
1.      Ada hubungan antara manusia dan barang ;
2.      Metode yang digunakan dalam penyelidikan masalah ekonomi adalah metode induksi dan deduksi ;
3.      Manusia sebagai Homo Economicus dipakai sebagai hipotesis kerja ; dan  
4.      Karena ada titik keseimbangan antara permintaan dan penawaran maka terjadilah harga.
Tindakan penting pertama yang dilakukan oleh ajaran nilai tersebut adalah memecahkan antinomi nilai. Menurut paradoks tersebut maka benda-benda dengan nilai pakai terbesar seperti air dan udara boleh dikatakan mempunyai nilai tersedikit, atau sama sekali tidak mempunyai nilai.
Para pihak yang mempelopori Mashab Austria berpendapat bahwa nilai suatu benda bukanlah sesuatu yang Inhaerent dengan benda tersebut saja melainkan mereka berpangkal pada subyek yang menilaikan itu sendiri. Menurut anggapan mereka nilai suatu benda harus diterangkan daripada fakta, bahwa suatu benda mempunyai kapasitas untuk memenuhi suatu kebutuhan dengan kata lain benda tersebut mempunyai nilai karena memberikan guna bagi subyek yang menilaikan.
Nilai tukar harus diterangkan berdasarkan nilai pakai subyektif dan nilai pakai obyektif. Disamping nilai pakai tersebut, terdapat juga nilai tukar obyektif dan nilai tukar subyektif.
Dalam rangka untuk memecahkan antinomi nilai, maka Menger mengadakan perbedaan antara kegunaan jumlah total suatu benda dan guna suatu kesatuan konkrit tertentu, yang ditambahkan atau dikurangi pada persediaan yang sudah ada. Pendapat Menger adalah bahwa sebab timbul adanya antinomi nilai yaitu tidak adanya perubahan tajam antara kegunaan menurut jenis dan guna dari pada kebutuhan bagian yang konkrit.
Kaum klasik dalam hal memandang soal nilai hanya memperhatikan kategori-kategori kebutuhan dan tidak memperhatikan kebutuhan yang konkrit. Jadi makin banyak jumlah suatu benda, makin berkurang nilai kesatuan terahir (kesatuan marginal). Akhirnya kesatuan terahir akan mencapai nilai nol sesuai perkataan Clark yang menyatakan bahwa suatu benda adalah “a bundle of distinct utilities”.
Dari pendapat diatas yang telah dikemukakan oleh Karl Menger bahwa hal tersebut masih relevan apabila dipergunakan pada saat ini. Contohnya saja adanya hubungan antara manusia dan barang dalam suatu kegiatan ekonomi, dimana suatu barang mampu memenuhi kebutuhan seseorang tersebut maka barang tersebut mempunyai nilai tinggi sehingga teori ini dikenal dengan nilai subyektif. Dan dalam pendapat tersebut dapat dikatakan manusia sebagai mahluk ekonomi sebab setiap manusia yang melakukan kegiatan didorong oleh kepentingan diri sendiri.

B.   GOSSEN
Gossen mengemukakan hokum kejenuhan yang kemudian terkenal sebagai Hukum Gossen I dan II.
Hukum Gossen I
Tingkat kenikmatan, bilamana terus-menerus dipenuhi, maka kenikmatan itu akan berkurang dan lama-kelamaan sampai pada kejenuhan.

Hukum Gossen II
Manusia selalu berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhanya sampai tingkat intensitas yang sama
            Dengan demikian Gossen telah mengunakan rumus-rumus matematis untuk gejala-gejala psikologis bagi ilmu ekonomi dan Karl Menger menyusun skema dari hukum Gossen tersebut, sebagai berikut.

I           II         III        IV        V         VI        VII      VIII     IX        X
10
9          9
8          8          8
7          7          7          7
6          6          6          6          6
5          5          5          5          5          5
4          4          4          4          4          4          4
3          3          3          3          3          3          3          3         
2          2          2          2          2          2          2          2          2         
1          1          1          1          1          1          1          1          1          1
0          0          0          0          0          0          0          0          0          0

Dari skema diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada yang memenuhi salah satu kebutuhannya sepuas-puasnya dan semua kebutuhan lainnya dibiarkan tak tepuaskan. Guna total akan dimaksimalisasikan bilamana pendapatnya dibagi sedemikian rupa atas macam-macam kategori kebutuhannya hingga pengeluarannya terakhir yang memberikan nilai guna yang sama.
Dari pendapat Gossen diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hal tersebut masih relevan dipergunakan pada saat ini, contohnya sebagai berikut yang dapat digambarkan oleh kurva perilaku konsumen pada Hukum Gossen 

C.   VON BOHM BAWERK
Dalam ajaran yang dikemukakan oleh Von B. B., terdapat masalah yang yang diselidikinya bahwa batas-batas dimana harga-harga berfluktuasi makin menyempit dengan makin bertambahnya persaingan. Dari masalah tersebut Von Bohm Bawerk mengemukakan pendapat yaitu apabila terdapat adanya persaingan pada kedua belah pihak (pembeli-penjual) maka harga pasar sangat dibatasi.
Diatas, harga pasar dibatasi oleh penilaian pembeli terakhir yang masih turut serta dalam hubungan tukar-menukar dan calon penjual terakhir yang tidak dapat turut serta dalam hubungan tukar-menukar. Kebawah, harga dibatasi oleh penjual terakhir yang turut serta dalam hubungan tukar menukar dan calon pembeli terakhir yang tidak dapat turut serta dalam hubungan tukar-menukar.
Menurut Von Bohm Bawerk terdapat 4 faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya tingkat harga, yaitu :
1.      Jumlah barang yang akan dibeli ;
2.      Harga taksiran dari pembeli ;
3.      Jumlah barang yang ditawarkan ; dan
4.      Harga taksiran dari penjual.
Karena adanya permintaan dan penawaran, maka harga suatu barang di pasar dibatasi. Jika ada keseimbangan, maka terjadilah suatu harga.
Dari pendapat yang sudah dikemukakan, hal tersebut masih relevan pula pada saat ini, kenyataannya saja apabila ada suatu situasi katakanlah di pasar yang sedang ada proses transaksi suatu barang. Yang pertama, dimana seorang penjual dan seorang pembeli terdapat adanya monopoli perdagangan pada kedua belak pihak yang menimbulkan adanya permintaan dan penawaran. Kedua, adanya persaingan dari satu pihak diantara para penawar. Ketiga, adanya persaingan dari satu pihak diantara para peminta dan yang keempat, ketika semua proses dalam situasi tersebut sudah dijalankan maka adanya persaingan antara para pembeli maupun penjual atau peminta dan penawar.























BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Pada permulaan tahun tujuhpuluhan abad yang lalu, tiga orang sarjana tanpa tergantung satu sama lain, sampai pada ajaran guna batas. Mereka adalah : Karl Menger, Gossen dan Von Bohm Bawerk. Persamaan pikiran antara mereka adalah bahwa nilai merupakan suatu hubungan antara manusia dan benda. Dari masing-masing tokoh sejarah mempunyai pendapat yang berbeda-beda antara teori yang dikemukakan.

Pada Karl Menger,
Mengemukakan adanya teori baru yang berbeda dengan teori tenaga kerja sehingga antara nilai, harga dan pendapat. Sehingga harus membedakan pengertian nilai pakai subyektif dan obyektif maupun nilai tukar subyektif dan obyektif.
Gossen
            Mengemukakan adanya tingkat kejenuhan pada pemuas kebutuhan manusia yang bilamana berlebihan secara terus-menerus dan ketidakpuasan apabila tidak terpenuhi. Sehingga semua itu akan mempengaruhi tingkat kepuasan pada konsumen dan produsen pada Hukum Gossen I dan II.
Von Bohm Bawerk
Pada pendapatnya dikemukakan bahwa harga ditenyukan oleh penilaian-penilaian subyektif para peminta dan penawar. Mengenai pasangan batas adalah bahwa harga akan terletak antara perkiraan-perkiraan nilai, pasangan-pasangan batas. Sehingga dalam Mashab Austria juga secara tegas menyatakan bahwa para konsumen memberikan arah kepada produksi.

Dapat ditarik kesimpulan dari ketiga pendapat tersebut bahwa masing-masing tokoh berbeda pendapat tetapi masih saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain hanya saja dari satu tokoh dapat dikembangkan lebih mendasar.


DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 2002. Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE.
Winardi. 1977. Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi. Bandung : Tarsito.
Winardi. 1990. Ilmu Ekonomi. Bandung : Citra Aditya Bakti.

MENGAPA KOPERASI SEBAGAI SOKOGURU?


MENGAPA KOPERASI SEBAGAI SOKOGURU?
            UUD 1945 pasal 33 memandang koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 tentang  perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945 tersebut, koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:
1) Koperasi mendidik sikap self-helping.
2) Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat harus  lebih diutamakan daripada kepentingan dri atau golongan sendiri.
3) Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4) Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.
            Ada 9 asas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam setiap pelaksanaan pembangunan (GBHN, 1988) yaitu:
1) Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 
 bahwa   segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etika dalam   rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila.
2) Asas Manfaat, 
bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga negara serta mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan elestarian fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang       berkesinambungan dan berkelanjutan.
3) Asas Demokrasi Pancasila, 
bahwa upaya mencapai tujuan pembangunan nasional yang meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dilakukan dengan semangat kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong-royong, persatuan dan kesatuan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
4) Asas Adil dan Merata, 
bahwa pembangunan nasional yang diselenggarakan sebagai usaha bersama harus merata di semua lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air.
5) Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan, 
bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara berbagai kepentingan, yaitu keseimbangan, keserasian, keselarasan antara kepentingan dunia dan akhirat, jiwa dan raga, individu, masyarakat dana negara.
6) Asas Kesadaran Hukum, bahwa dalam pembangunan nasional setiap warga     negara dan penyelenggara negara harus taat pada hukum yang berintikan          keadilan dan kebenaran, serta negara diwajibkan untuk menegakkan dan      menjamin kepastian hukum.
7)  Asas Kemandirian, bahwa dalam pembangunan nasional harus berlandaskan   pada    kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepada kepribadian bangsa.
8) Asas Kejuangan, bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional,           penyelenggaraan negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa          dan semangat pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih     mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi/golongan.
9) Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam pembangunan nasional dapat   memberikan kesejahteraan lahir batin yang setinggi-tingginya,             penyelenggaraannya perlu menerapakan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan             tekonologi secara seksam dan bertanggung jawab dengan memperhatikan   nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

KOPERASI SEBAGAI SOKOGURU PEREKONOMIAN INDONESIA


KOPERASI SEBAGAI SOKOGURU PEREKONOMIAN INDONESIA

          Tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan ini diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, ”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.”
          Dalam penjelasan pasal 33 Uud 1945 ini dikatakan bahwa ”produksi di kerjakan oleh semua, untuk semua, di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.”
           Penjelasan pasal 33 UUD 1945 ini menempatkan kedudukan koperasi (1) sebagai sokoguru perekonomian nasional, dan (2) sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Menurut Kamus Umum Lengkap karangan wojowasito (1982), arti dari sokoguru adalah pilar atau tiang. Jadi, makna dari istilah koperasi sebagai sokoguru perekonomian dapat diartikan koperasi sebagai pilar atau ”penyangga utama” atau ”tulang punggung” perekonomian. Dengan demikian koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional.
           Ditinjau dari sisi badan yusaha atau pelaku bisnis, ada 3 kelompok pelaku bisnis dalam sistem perekonomian nasional yaitu:
1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2) Badan Usaha Koperasi (BUK) 
3) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

KOPERASI DALAM TRILOGI PEMBANGUNAN


KOPERASI DALAM TRILOGI PEMBANGUNAN

            Trilogi pembangunan yaitu menciptakan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas nasional yang dinamis dan strategis yang kemudian juga dijadikan sebagai misi yang melekat pada masing-masing pelaku ekonomi, baik negara, swasta, maupun koperasi di dalam sistem ekonomi nasional yang kita bangun.
            Rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut:
1) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan kedudukan yang setara. Hal ini berarti, setiap pelaku ekonomi baik secara normatif maupun operasional memiliki hak hidup yang sama, sesuai dengan misi yang diembannya.
2) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing-masing dengan memanfaatkan keunggulan komparatif (Comparative advantage) yang dimilikinya.Keunggulan koperasi  yang dimaksud di sini ialah bahwa masing-masing pelaku ekonomi mempunyai suatu kelebihan di satu bidang jika dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya.
            Keunggulan komparatif tersebut dapat dilihat dari cita-cita organisasi masing-masing pelaku ekonomi tersebut. BUMN dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. BUMN bukan merupakan suatu perusahaan yang mengejar keuntungan sebagai prioritas utama, akan tetapi merupakan alat pemerintah yang efektif dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dengan demikian, BUMN mengemban tugas melayani kepentingan umum untuk memenuhi hajat orang banyak.
            Berbeda dengan sektor swasta yang dimiliki dan dikelola secara perseorangan, keluarga, dan atau sekelompok kecil orang yang memiliki modal untuk mencapai tujuan memberi keuntungan yang semaksimal mungkin.
            Lain halnya sektor koperasi yang merupakan wadah ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, dimiliki dan dikelola oleh anggota untuk kepentingan anggota serta masyarakat secara kekeluargaan.
            Bertitik tolak dari ciri-ciri pelaku ekonomi tersebut diatas, maka keunggulan komparatif yang khas yang berkaitan dengan trilogi pembangunan nasional adaah sebagai berikut:
1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator dan perintis perekonomian nasional
2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya. 

ekonomi baru


A.    Pengertian Ekonomi Baru
            Ekonomi Baru adalah istilah untuk menggambarkan hasil transisi dari ekonomi industry. Ekonomi baru (new economy) merupakan semua hal tentang persaingan ke depan, kapasitas untuk menciptakan produk dan jasa, dan kemampuan untuk mentransformasikan bisnis ke dalam entitas baru.
B.     Pelopor Ekonomi Baru
Jhon Maynerd Keynes ( 1883 – 1946 )
            Pemikiran secara makro Keynes misalnya :
a)      Merumuskan hubungan antara pengeluaran total dan pendapatan total
b)      Hubungan antara pernintaan akan uang dengan tingkat bunga
c)      Hubungan antara tingkat bunga dengan permintaan akan barang – barang investasi

            Mengenai relevansi teori ekonomi yang di usung oleh Jhon Maynerd Keynes menurut pendapat kami masih relvan dengan perekonomian sekarang karena Keynes mengusung teori tentang perekonomian sekala besar yaitu ekonomi Makro, dimana ekonomi makro dapat memberikan sumbangsi besar dalam pembangunan ekonomi karena dalam ekonomi makro mempelajari masalah – masalah ekonomi utama


peran pendidikan terhadap pembangunan manusia


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat iman Islam, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami selaku penyusun dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah Perkembangan Peserta Didik  dengan judul “Usia Anak Satu Tahun sampai Lima Tahun”.
Makalah ini bukan semata-mata atas usaha sendiri, namun juga atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kami sampaikan kepada:
1.      Suyoto, M.Pd. selaku dosen pembimbing Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing dengan teliti dan penuh kesabaran.
2.      Kedua orang tua yang telah membimbing dan mendoakan kami.
3.      Staf Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah menyediakan fasilitas dan buku-buku.
4.      Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada kami, serta pihak-pihak yang telah membantu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna tercapainya kesempurnaan yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pemberhati pendidikan pada umumnya serta merupakan suatu wujud pengabdian kita kepada Allah SWT.

Wassalamualaikum Wr. Wb.
Purworejo,   Maret 2011


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
MOTTO ................................................................................................................ ii  
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii 
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv 
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1  
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II PERUMUSAN MASALAH .................................................................. 2  
BAB III PEMBAHASAN MASALAH ............................................................. 3
A.  Perkembangan Sesudah Tahun Pertama................................................... 4
B.  Perkembangan Fisik dan Psikomotorik.................................................... 5
C.  Kebiasaan Fisiologis................................................................................ 7
D.  Perkembangan Kepribadian dan Perkembangan Sosial.......................
E.   Perkembangan Bahasa........................................................................
F.   Ketrampilan Pada Awal Masa Kanak-kanak.......................................
G.  Anak dan Keluarga.............................................................................
H.  Minat Pada Awal Masa Kanak-kanak..................................................
I.      Arti Bermain Bagi Anak.....................................................................
J.     Bahaya Pada Awal Masa Kanak-kanak............................................. 9
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ .... 10
         Simpulan ................................................................................................. .... 10
DAFTAR  PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak – kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat di mana individu relative tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
Anak dilahirkan di dunia ini dalam kondisi serba kurang lengkap, sebab semua naluri, fungsi jasmaniah, serta rokhaniahnya belum berkembang dengan sempurna. Oleh karena itulah anak manusia mempunyai kemungkinan panjang untuk bebas berkembang. Yaitu untuk “survive” mempertahankan hidup, dan untuk menyesuaikan diri dalam lingkungannya. Bahkan anak manusia bisa meningkat pada taraf perkembangan tertinggi pada usia kedewasaannya. Di kemudian hari ia mampu mengendalikan alam sekitar dan bumi.

B.     Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai dengan masalah tersebut dalam uraian ini akan dibahas menurut sistematika sebagai berikut :

A      Mengetahui perkembangan balita sesudah tahun pertama
B       Perkembangan fisik, psikomotor dan kebiasaan fisiologisnya
C       Perkembangan kepribadian, perkembangan sosial dan perkembangan bahasa
D      Ketrampilan pada awal masa kanak-kanak
E       Anak dan Keluarga
F        Minat pada awal masa kanak-kanak
G      Arti bermain bagi anak
H      Bahaya pada awal masa kanak-kanak



BAB II
RUMUSAN MASALAH


Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira- kira usia tiga belas tahun untuk wanita, dan usia empat belas tahun untuk pria. Setelah anak matang secara seksual maka disebut remaja.
Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak harus dibagi lagi menjadi dua periode yang berbeda awal dan akhirnya masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara seksual. Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi usia di mana ketergantungan secara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian.
















BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
A.   Perkembangan Sesudah Tahun Pertama
Perkembangan sesudah tahun pertama ditandai oleh beberapa prose-proses yang sangat fundamental. Misalnya perkembangan social dan perkembangan kepribadian ditandai oleh perkembangan tingkah laku lekat.
Secara singkat ada 8 tanda-tanda esensial yang dapat disebutkan dalam perkembangan seorang anak antara akhir tahun pertama dan permulaan usia 4 tahun. Beberapa dari 8 tanda-tanda ini akan diuraikan nanti lebih lanjut.
Dalam periode ini terjadi kemajuan yang sangat pesat. Kemungkinan-kemungkinan yang ada pada permulaan periode ini, dapat dilihat pada akhir periode tersebut sebagai suatu kenyataan.
Kemajuan-kemajuan itu adalah :
1.      Pada permulaan periode ini anak bisa duduk, berdiri dan berjalan dengan bantuan. Bila anak mencapai usia 4 tahun ia dapat meloncat-loncat, memanjat, merangkak di bawah meja dan kursi, dapat melakukan gerakan-gerakan yang kasar dan halus denga tangan, kaki dan jari-jarinya. Dalam hal motorik praktis ia dapat mandiri.
2.      Pada anak usia 4 tahun maka tangan dan mata bekerja sama dalam koordinasi yang baik, anak lebih dapat mengadakan orientasi dalam situasi-situasi yang tidak asing. Pada usia itu tangan anak merupakan alat untuk mengadakan eksplorasi keliling yaitu melalui manipulasi dengan benda-benda, terutama alat-alat permainan dan benda-benda sehari-hari.
3.      Pada usia 4 tahun anak sudah dapat berbahasa, ia dapat mengambil bagian secara aktif dalam percakapan di rumah, komunikasi dengan teman-teman sebayanya mempperoleh dimensi baru. Ia dapat memberikan pengaruh melalui bicaranya, ia dapat menyatakan keinginan dan kebutuhan-kebutuhannya.
4.      Pada akhir periode ini anak memperoleh pengertian banyak mengenai benda-benda menurut warna dan bentuknya, membedakan antara suara keras dan suara lembut, ia mengerti nama benda-benda dan dapat menanyakan nama benda yang belum diketahuinya.
5.      Pada usia 4 tahun anak sedikit banyak sudah mengerti ruang dan waktu. Ia mengerti perbedaan antara siang dan malam, misalnya ia mengerti orang bermain pada siang hari, dan tidur pada malam hari.
6.      Pengertian akan norma-norma pada anak usia 4 tahun juga sudah ada. Kata-kata “baik”, “buruk”, “tidak boleh”, “jangan” dan sebagainya merupakan tanda-tanda untuk mengatur tingkah laku yang akhirnya harus merupakan norma-norma batin bagi tingkah laku selanjutnya.
7.      Kebutuhan untuk aktif, untuk berbuat sesuatu semakin lama makin ditentukan secara kognitif, artinya : perbuatan dan tingkah lakunya tidak lagi ditentukan secara kebetulan sesuai dengan apa yang ada, anak sudah dapat membuat rencana, memikirkan apa yang akan dilakukannya. Dalam batas-batas tertentu anak sudah mempunyai suatu perspektif masa depan.
8.      Anak tidak hanya menginginkan ada bersama-sama dengan orang dewasa, melainkan ia sudah menginginkan dapat bergaul secara aktif dengan mereka. Di samping itu ada kebutuhan untuk bergaul dengan anak-anak sebaya. Pada akhir periode ini anak juga sudah mampu untuk bermain bersama dengan anak-anak sebaya dan memperhatikan aturan-aturan yang ada.
Sampai sekarang belum diberikan perhatian terhadap suatu hal yang penting dalam perkembangan anak, yaitu mengenai permanensi objek yang tidak boleh dikacaukan dengan konstansi besar dan bentuk.

B.   Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
Dimuka telah dikemukakan bahwa perkembangan anak antara akhir tahun pertama dan tahun ke empat terjadi dengan kemajuan-kemajuan yang pesat. Namun begitu, mengenai perkembangan psikomotoriknya akan lebih baik untuk mengambil batas sampai anak usia 5 tahun, karena lebih mudah untuk mengadakan pemisahan antara umur 5 dan 6 tahun dari pada antara 3 dan 4 tahun.
Anggota-anggota badan tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda. Perlu dilihat pula bahwa tiap anak mempunyai tempo perkembangannya sendiri, meskipun ada norma-norma yang dapat dilihat dari pergeseran tulang pada tangan anak. Seorang anak dapat mempunyai umur kerangka 4 tahun sedangkan umur kronologisnya adalah 6 tahun.
Proporsi badan dan jaringan urat daging dapat dikatakan tetap sampai kurang lebih tahun kelima. Sekitar tahun kelima mulailah apa yang disebut “Gestaltwandel” pertama (Zeller,1936). Hal ini berarti bahwa anak yang sampai sekarang mempunyai kepala yang relatif besar dan anggota badan yang pendek akan mulai mempunyai proporsi badan yang seimbang. Anggota-anggota badannya menjadi lebih panjang, perutnya mengecil dan kepalanya dibanding dengan bagian-bagian badan yang lain mendapatkan proporsi yang normal. Semula jaringan-jaringan tulang dan urat daging lebih berkembang menjadi lebih berat. Jaringan lemak bertambah lebih lambat. Selama tahun kelima nampak perkembangan jaringan urat daging secara cepat ( Gestaltwandel kedua mulai sekitar umur 10 tahun, yaitu pada waktu mulainya pubertas atau pada waktu mulainya perkembangan seksualitas ) (lihat Zeller, 1936).
Sekitar usia 3 tahun anak sudah dapat berjalan secara otomatis, bahkan pada alas yang tidak rata anak sudah dapat berjalan tanpa kesukaran. Sekitar 4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Kesukaran yang ada pada belajar berjalan berhubungan dengan kekuatan badannya, yaitu untuk dapat menyandarkan seluruh berat badannya pada satu kaki. Masalah yang lain adalah perkembangan mekanisme keseimbangan yang dibutuhkan untuk dapat berjalan tegak.
Belajar berjalan banyak berhubungan dengan proses-proses pemasakan yang dapat dipercepat dengan latihan. Bila anak sudah dapat berjalan maka ia juga akan mencoba untuk berjalan dengan berbagai variasi, misalnya berjalan mundur (sekitar 17 bulan) dan berjalan di atas tumit (sekitar 30 bulan).
Sekitar bulan ke 18 anak mencoba untuk lari, tetapi gayanya masih menyerupai gaya berjalan. Pada usia 2 atau 3 tahun anak betul-betul dapat berlari, tetapi ia belum mampu untuk berhenti dengan cepat atau untuk membalik. Pada usia 4 sampai 5 tahun anak sudah dapat lari, berhenti dan berputar membalik. Sekitar usia 5 atau 6 tahun anak sudah dapat lari seperti orang dewasa dan dapat menggunakan kemampuannya ini dalam aktivitas-aktivitas permainannya.
Pada usia ini anak juga banyak belajar berbagai macam koordinasi visio-motorik. Aktivitas-aktivitas senso-motorik telah dapat diintegrasi menjadi aktivitas yang dikoordinasi. Hal ini penting misalnya pada waktu mencontoh sebuah gambar atau sebuah benda. Apa yang dilihat dengan mata harus dapat dipindahkan dengan motoriknya menjadi sebuah pola lokomotorik yang biasa sudah dapat dikuasainya.
Perkembangan persepsual atau perkembangan pengamatan banyak dipengaruhi oleh pengaruh factor-faktor keliling. Perkembangan pengamatan yang terjadi pada waktu ini adalah perkembangan pengamatan bentuk. Anak yang masih sangat muda lebih melihat keseluruhan (global) dari pada detil atau perinciannya. Baru sekitar usia 5 atau 6 tahun anak melihat benda-benda secara khusus. Peralihan dari sifat pengamatan yang global kesifat pengamatan yang lebih khusus ini sampai lama merupakan kriterium yang pokok.

C.   Kebiasaan Fisiologis
Dalam awal masa kanak-kanak, kebiasaan fisiologis yang dasarnya sudah diletakkan pada masa bayi menjadi semakin baik. Tidak perlu lagi disediakan makanan khusus dan anak belajar makan pada waktu-waktu tertentu. Namun nafsu makan anak-anak tidak sebesar seperti pada masa bayi. Hal ini sebagian disebabkan karena tingkat pertumbuhan telah menurun dan sebagian karena sekarang ia telah mengembangkan jenis makanan yang disukai dan yang tidak disukai.
Jumlah tidur yang dibutuhkan sehari-hari berbeda, bergantung pada berbagai faktor tertentu seperti, banyaknya latihan di siang hari dan macam kegiatan yang dilakukan.anak anak usia tiga taun tidur sekitar 12 jam sehari.tahun tahun berikutnya jumlah tidur sehari-hari rata-rata berkurang sekitar setengah jam dari tahun sebelumnya.
Seperti telah ditunjukan dalam bab sebelumnya,pengendalian pembuangan kotoran telah dikuasai pada masa akhir bayi.Pada usia tiga tahun atau empat tahun anak sudah harus dapat mengendalikan kantung kemih pada malam hari.Pada saat anak-anak siap masuk sekolah pengendalian kantung kemih sudah harus sempurna,sehingga sekalipun merasa lelah dan mengalami ketegangan emosi,anak-anak akan tetap tidak mengompol.

D.   Perkembangan Kepribadian dan Perkembangan Sosial
1.     Tingkah laku lekat sesudah umur satu tahun
Tingkah laku lekat pada bagian kedua tahun pertama yang tertuju pada satu orang, segera akan tertuju juga pada orang-orang lain di sekitarnya.
Keterangan di muka menunjukkan bahwa terjadinya tingkah laku lekat pada anak dapat ditinjau dari dua macam segi. Segi yang satu menunjukkan bahwa tingkah laku lekat terjadi karena proses belajar, sedang segi yang lain menyatakan bahwa tingkah laku lekat tersebut merupakan cirri khas manusia.
Pendapat yang kedua ini menurut para penulis lebih mendekati kenyataan. Tingkah laku lekat merupakan kecenderungan dasar pada anak yang sudah ada sebelum proses-proses belajar dapat terjadi. Dalam hubungan yang dyadis yang merupakan sifat khas hubungan antara ibu (pengasuh) dan anak, maka tingkah laku lekat dapat dipandang sebagai “sifat yang sturktural dari hubungan ibu dan anak” (Hartup, 1973, h. 17)
Sampai sekarang maka beberapa pendapat yang dikemukakan baru mengenai pendapat tentang tingkah laku lekat pada tahun pertama. Dalam hal ini ada dua teori : 1)teori diferensiasi dan 2)teori parallel.
2.     Teori Diferensiasi
Teori ini berdasarkan pendapat Bowbly (1951). Sejak lama kelekatan dan ketergantungan dianggap mempunyai arti yang sama. Kenyataannya dua hal ini sangat berbeda satu sama lain. Pada kelekatan maka anak mencari kontak sosial tetapi juga suatu sikap penuh kehangatan dan kasih saying. Dalam hal ini anak mempunyai pilihan terhadap orang-orang tertentu : pertama adalah ibunya, ayahnya atau anggota-anggota keluarga yang lain.
Menurut teori differensiasi ini anak dianggap relatif mempunyai kelekatan dengan ibunya sampai kurang lebih 6 tahun, baru sesudahnya anak akan mengadakan ikatan dengan orang-orang dewasa yang lain.
3.     Teori Paralel
Dalam meninjau teori ini perlu kiranya untuk meninjau teori Maccoby dan Masters (1970). Berpendapat bahwa anak sesudah umur satu tahun segera akan menunjukkan tingkah laku lekat terhadap orang-orang dewasa maupun pada anak-anak sebaya yang lain. Observasi-observasi yang dilakukan terhadap keadaan di Indonesia menunjukkan bahwa anak bayi mengalami pola asuhan yang tidak sama yang sangat tergantung pada situasinya.
4.     Egosentrisme
Egosentrisme merupakan pemusatan pada diri sendiri dan merupakan suatu proses dasar yang banyak dijumpai pada tingkah laku anak, pengamatan anak banyak ditentukan oleh pandangan sendiri, anak juga belum mempunyai orientasi mengenai pemisahan subjek-objek. Perasaan dan pemikiran masih terpusat pada diri sendiri. Anak belum dapat menempatkan dirinya sendiri dalam keadaan orang lain. Egosentrisme harus dapat jelas dibedakan dari egoism, yang terakhir ini merupakan suatu sikap yang menunjukkan ketamakan. Egosentrisme sebagian dapat diterangkan dari reaksi lingkungan terhadap tingkah laku anak.
5.     Tingkah laku ambil alih peran
Ambil alih peran merupakan proses sosial dan proses kognitif yang menunjukkan bahwa seseorang dapat menempatkan diri pada motif-motif, perasaan, pikiran dan tingkah laku orang lain. Hal ini berarti bahwa orang tadi mampu untuk melepaskan diri dari perspektif orang lain. Sikap dapat menempatkan diri dalam keadaan orang lain ini mengandung arti bahwa seseorang dapat membedakan dasar pandangan orang lain dari dasar pandangan sendiri, perspektif sendiri. Kemampuan ini disebut “desentrasi sosial”.
6.     Belajar model
Belajar model adalah proses menirukan tingkah laku orang lain yang dilihat, dilakukan secara sadar atau tidak. Sinonim dengan belajar model ini adalah imitasi, identifikasi dan belajar melalui observasi. Belajar model merupakan bentuk belajar yang kompleks.
7.     Periode perkembangan fase kepala batu
Dalam buku-buku Eropa maka pembangkangan usia awal ini, yang dapat timbul antara 2,5 tahun dan 3,5 tahun merupakan suatu hal yang mutlak dalam perkembangan. Menurut Hetzer (1961) dan Remplein (1962) pembangkangan ini dianggap sebagai proses inti perkembangan kemauan dan kepribadian. Anak yang tidak menunjukkan pembangkangan pada periode tersebut mengalami bahaya untuk berkembang menjadi pribadi yang terganggu.
8.     Permainan dan tingkah laku bermain
Permainan adalah selalu bermain dengan sesuatu, dalam permainan selalu ada sifat timbale balik, sifat interaksi. Permainan berkembang tidak statis melainkan dinamis, merupakan proses dialektik yaitu tese-antese-sintese. Karena proses yang berputar ini, dapat dicapai suatu klimaks dan mulailah prosesnya dari awal lagi.
Permainan juga ditandai oleh pergantian yang tak dapat diramalkan lebih dahulu, setiap kali dipikirkan suatu cara yang lain atau dicoba untuk datang pada suatu klimaks tertentu. Orang bermain tidak hanya bermain dengan sesuatu atau dengan orang lain, melainkan yang lain tadi juga bermain dengan orang yang bermain itu. Bermain menuntut ruangan untuk bermain dan menuntut aturan-aturan permainan. Aturan-aturan permainan membatasi bidang permainannya.
9.     Gambaran Anak
Seperti halnya bermain, maka menggambar juga merupakan suatu aktifitas yang spontan. Anak “menggambar” segera sesudah mereka mampu memegang pensil atau alat tulis yang lain. Anak bisa melakukan hal itu mulai berusia sekitar 52 minggu. Menggambar merupakan suatu gerakan motoris yang global bagi anak, seluruh badan seakan-akan ikut terlibat melakukan gerakan itu.
Menggambar, seperti halnya bermain, merupakan aktifitas yang perlu bagi anak. Menggambar perlu sebagai pernyataan perasaan dan persiapan membaca dan menulis. Khususnya untuk aspek yang pertama jelaslah bahwa anak harus diberi kesempatan dan harus didorong untuk mau menggambar, meskipun tidak boleh dipaksa. Seperti halnya pada bermain, maka anak membutuhkan perlindungan dan stimulasi dalam perkembangan kemampuan menggambar.

E.   Perkembangan Bahasa
Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis. Melaltii bahasa tersebut scorang bayi mengkomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya. Scjalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya. Orang tua sangat bertanggung jawab atas kesuksesan belajar anak dan sebaiknya selalu berusaha meningkatkan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal. Pada gilirannya anak akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia karena dengan mudah berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia memberi dan menerima segala sesuatu.
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karera itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai saat anak mengucapkan kata kata yang, pertama. Yang merupakan saat paling meiiakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase, yaitu.
1.      Fase satu kata atau Holofrase
2.      Fase lebih dari satu kata
3.      Fase differensiasi
F.    Ketrampilan Pada Masa Awal Masa Kanak-kanak
Awal masa kanak-kanak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari keterampilan tertentu. Terdapat tiga alas an. Pertama, anak sedang mengulang-ulang suatu aktivitas sampai mereka terampil melakukannya.kedua,anak-anak bersifat pemberani sehingga tidak terhambat oleh rasa takut kalau dirinyamengalami sakit atau diejek-ejek teman-temannya sebagaimana ditakuti anak yang lebih besar.
Dan ketiga,anak belia mudah dan cepat belajar Karena tubuh mereka masih sangat lentur dan keterampilan yang dimiliki baru sedikit sehingga keterampilan yang baru dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang sudah ada.
Awal masa kanak-kanak dapat dianggap sebagai”saat belajar”untuk belajar keterampilan(59).
Apabila anak-anak tidak diberi kesempatan mempelajari keterampilan tertentu,perkembangannya sudah memungkinkan dan ingin melakukannya karena berkembangnya keinginannyauntuk mandiri,maka mereka tidak saja akan kurang memiliki dasar keterampilan yang telah dipelajari oleh teman-teman sebayanya tetapi juga akan kurang memiliki motifasi untuk mempelajari berbagai keterampilan pada saat diberi kesempatan
G.  Anak dan Keluarga
Pada waktu sekarang maka hubungan keluarga merupakan suatu gejala yang normal, suatu keluarga dengan dua orang tua dan anak. Dalam masyarakat Indonesia masih ada kemungkinan jumlah keluarga ditambah dengan nenek, adik, atau bibi, paman atau keponakan-keponakan menurut situasinya, namun inti keluarga tetap terdiri dari orang tua dan anak.
Aries(1962) mengemukakan suatu tinjauan historis mengenai relasi antara anak dan keluarga yang lebih berhubungan dengan lingkungan sosialyang lebih rendah.  Sekarang semua anak mempunyai hak yang sama mereka semua mendapatkan kasih saying dan berhak mendapatkan pendidikan yang sama. Berhubung dengan itulah maka disamping memberikan kesempatan bagi berkembangnya individualitas, penting pula untuk mengembangkan sikap dan sifat sosialnya sehingga anak tidak berkembang menjadi orang yang individualistis saja. Perpaduan antara sifat individu dan sifat sosial dapat menjamin hidup yang bahagia sebagai individu yang hidup dalam kehidupan bersama. Keluarga dengan keterbatasan dan kemungkinannya dapat merupakan tantangan dan kesempatan realitas bagi anak. Diharapkan bahwa dua hal ini dapat saling mengisi dan bermanfaat bagi pekembangan anak yang optimal.

H.  Minat Pada Awal Masa Kanak-kanak
Ada beberapa minat yang berlaku umum di antaranya:
1.      Minat pada Agama
Keyakinan agama, sebagian besar tidak berarti bagi anak-anak meskipun mereka menunjukkan minat dalam agama. Tetapi karena banyaknya masalah pada anak-anak dijelaskan dalam rangka agama seperti kelahiran, kematian, pertumbuhan dan unsure-unsurnya, maka keinginan tahu tentang masalah-masalah agama menjadi besar dan mereka mengajukan banyak pertanyaan. Anak-anak menerima jawaban terhadap pertanyaan mereka tanpa ragu-ragu, sebagaimana sering dilakukan oleh anak yang sering dilakukan oleh anak yang lebih besar dan remaja.
2.      Minat pada Tubuh Manusia
Minat timbul lebih dahulu pada anggota bagian luar tubuh dari pada minat bagian dalam tubuh . Tetapi sebelum periode ini berakhir, kebanyakan anak menunjukkan minat besar pada bagian dalam tubuhnya dan ingin mengetahui di mana letak hati, paru-paru, otak, dan sebagainya. Dan juga apa fungsinya. Anak juga ingin mengetahui tentang pembuangan dan dari mana asalnya kotoran itu.
Anak-anak menyatakan minatnya pada tubuh dengan memberikan komentar tentang berbagai bagian tubuh dan dengan mengsjukan pertanyaan-pertanyaan. Kalau ini belum memuaskan, ia memeriksa bagian tubuhnya dan tubuh teman-teman bermainnya. Tidak ada proses yang lebih menarik dari pada proses pembuangan dan anak memperhatikan dengan penuh minat setiap kali ia ke kamar kecil.
3.      Minat terhadap diri sendiri
Setelah masa bayi yang tidak berdaya dilampaui, tidak mengherankan kalau kebanyakan anak masih terus mempertahankan minat terhadap diri sendiri yang tadinya perlu agar bayi ditunggu dan dirawat orang lain. Egosentrisme awal masa kanak-kanak sangat jelas pada tahun pertama dan tahun kedua sebelum anak mulai bermain dengan anak-anak lain yaitu masa bermain sejajar.
4.      Minat terhadap seks
Banyak anak memperlihatkan minat mereka terhadap seks dengan membicarakannya dengan teman-teman bermain kalau tidak ada orang dewasa.
5.      Minat terhadap pakaian
Anak-anak tidak banyak berminat mengenai penampilannya, apakah ia bersih atau kotor, rapih atau tidak, tetapi ia mempunyai minat yang besar dalam berpakaian. Anak menemukan bahwa berpakaian dapat menarik perhatian.
I.      Arti Bermain Bagi Anak

Pada usia kanak-kanak fungsi bermain mempunyai pengaruh besar sekali bagi perkembangan anak.Jika pada orang dewasa sebagian besar dari perbuatannya di arahkan pada pencapaian tujuan dan prestasi dalam bentuk kegiatan KERJA,maka kegiatan anak sebagian besar berbentuk aktivitas BERMAIN.
Permainan  adalah  kesibukan yang dipilih sendiri oleh tujuan,umpamanya saja,jika anak bayi berusaha menyentak-nyentakan tangan dan kakinya dengan tidak henti-hentinya,meremas-remas jari-jari,dan terus menerus menggoyang-goyangkan badannya,maka semua gerakan itu tidak bertujuan..Dengan kata lain “tujuan”dari gerakan-gerakan tadi terkandung dalam perbuatan itu sendiri,dan berlangsung secara tidak sadar.Kegiatan bermain enis ini distimulir olh dorongan dalam diri anak oleh impuls intern.Gerakan-gerakan tersebut dilakukan demi gerakan itu sendiri,dalam iklim psikis bermain-main yang mengasikan dan menyenangkan hati.Kegiatan bermain bayi-bayi dan anak kecil itu lebih tepat jika disebutkan sebagai usaha mencoba-coba dan melatih diri.
Manfaat bermain bagi perkmbangan anak sesungguhnya bermain memberi manfaat yang besar bagi perkembangan anak. Elisabeth B.hurlock,salah seorang pakar perkembangan anak,menuliskan dalam buku child development,setidaknya ada 11 manfaat yang dapat diraih dalam kegiatan bermain bagi anak,namun saya hanya akan menguraikan 9 diantaranya.yaitu:
1.Perkembangan fisik.
2.Penyaluran bagi energy emosional yang terpendam.
3.Dorongan berkomunikasi.
4.Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan.
5.Sumber belejar.
6.Rangsangan bagi kreatifitas.
7.Perkembangan wawasan diri.
8.Belajar bermasyarakat.
9.Standar moral.
J.     Bahaya Pada Awal Masa Kanak-kanak
Bahaya pada masa kanak-kanak dapat bersifat fisik, psikologis atau keduanya. Gizi yang kurang baik misalnya, dapat mengahalangi pertumbuhan fisik dan mental seperti halnya pertengkaran keluarga dapat mengabaikan tekanan yang juga dapat menghambat pertumbuhan. Bahaya psikologis pada awal masa kanak-kanak lebih banyak dari pada bahaya fisik dan lebih merusak penyesuaian pribadi serta pentesuaian sosial anak.
1.      Bahaya Fisik, awal masa kanak-kanak menimbulkan reaksi psikologi maupun fisik, terutama penyakit, kecelakaan dan kejanggalan.
2.      Bahaya Psikologis, semua bidang perkembangan perilaku anak dikaitkan dengan potensi bahaya yang dapat membawa akibat buruk pada penyesuaian pribadi dan sosial.



BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Dalam periode akhir tahun pertama sampai dengan tahun ke empat banyak sekali kemjuan yang dicapai anak dalam perkembangan motorik, sosial dan kognitif. Bertambahnya kemampuan motorik membuat lingkup gerak anak semakin luas dan dengan demikian menambah luas lingkup hidupnya.
Belajar tingkah laku anak bertambah melalui peniruan model keluarga maupun teman sebaya dan memperoleh dimensi-dimensi baru melalui dunia permainan. Begitu juga kemampuan bertambah dalam ambil alih peran, yaitu dapat menempatkan diri dalam perasaan, motif, dan pikiran orang lain. Stimulasi yang senilai dalam hal ini dapat lebih menambah lagi kemampuan tersebut. Di samping permainan, bahasa serta gambaran sebagai bentuk pernyataan dan bentuk komunikasi menduduki tempat yang sentral dalam periode ini. Pada usia empat tahun anak sudah dapat menjadi pasangan yang aktif dan sudah dapat mengerti dan memberikan pengaruh terhadap aturan hidup sehari-hari.








DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. Harlock. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Kartini Kartono. 2007. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju
John W. Santrock. 2007 . Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
www.google.com