KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat iman Islam, taufik,
hidayah serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami selaku penyusun dapat
menyusun dan menyelesaikan tugas makalah Perkembangan Peserta Didik dengan judul “Usia Anak Satu Tahun sampai Lima
Tahun”.
Makalah ini bukan
semata-mata atas usaha sendiri, namun juga atas bantuan berbagai pihak. Untuk
itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kami sampaikan kepada:
1. Suyoto,
M.Pd. selaku dosen pembimbing Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing
dengan teliti dan penuh kesabaran.
2. Kedua
orang tua yang telah membimbing dan mendoakan kami.
3. Staf
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah menyediakan
fasilitas dan buku-buku.
4. Teman-teman
yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada kami, serta pihak-pihak yang
telah membantu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca guna tercapainya kesempurnaan yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pemberhati pendidikan pada
umumnya serta merupakan suatu wujud pengabdian kita kepada Allah SWT.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Purworejo,
Maret 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
MOTTO
................................................................................................................ ii
KATA
PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... iv
BAB
I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar
Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB
II PERUMUSAN MASALAH .................................................................. 2
BAB
III PEMBAHASAN MASALAH
............................................................. 3
A. Perkembangan Sesudah Tahun
Pertama................................................... 4
B. Perkembangan Fisik dan
Psikomotorik.................................................... 5
C. Kebiasaan Fisiologis................................................................................ 7
D. Perkembangan Kepribadian dan
Perkembangan Sosial.......................
E. Perkembangan Bahasa........................................................................
F. Ketrampilan Pada Awal Masa
Kanak-kanak.......................................
G. Anak dan Keluarga.............................................................................
H. Minat Pada Awal Masa Kanak-kanak..................................................
I. Arti Bermain Bagi Anak.....................................................................
J. Bahaya Pada Awal Masa Kanak-kanak............................................. 9
BAB
IV PENUTUP ........................................................................................ .... 10
Simpulan ................................................................................................. .... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pada umumnya
orang berpendapat bahwa masa kanak – kanak merupakan masa yang terpanjang dalam
rentang kehidupan saat di mana individu relative tidak berdaya dan tergantung
pada orang lain.
Anak
dilahirkan di dunia ini dalam kondisi serba kurang lengkap, sebab semua naluri,
fungsi jasmaniah, serta rokhaniahnya belum berkembang dengan sempurna. Oleh
karena itulah anak manusia mempunyai kemungkinan panjang untuk bebas
berkembang. Yaitu untuk “survive” mempertahankan hidup, dan untuk menyesuaikan
diri dalam lingkungannya. Bahkan anak manusia bisa meningkat pada taraf
perkembangan tertinggi pada usia kedewasaannya. Di kemudian hari ia mampu
mengendalikan alam sekitar dan bumi.
B. Tujuan
Penulisan Makalah
Sesuai dengan masalah tersebut dalam uraian ini akan
dibahas menurut sistematika sebagai berikut :
A Mengetahui
perkembangan balita sesudah tahun pertama
B Perkembangan
fisik, psikomotor dan kebiasaan fisiologisnya
C Perkembangan
kepribadian, perkembangan sosial dan perkembangan bahasa
D Ketrampilan
pada awal masa kanak-kanak
E Anak
dan Keluarga
F
Minat pada awal masa kanak-kanak
G Arti
bermain bagi anak
H Bahaya
pada awal masa kanak-kanak
BAB
II
RUMUSAN
MASALAH
Masa kanak-kanak
dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira
usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira- kira usia tiga
belas tahun untuk wanita, dan usia empat belas tahun untuk pria. Setelah anak
matang secara seksual maka disebut remaja.
Pada saat ini, secara
luas diketahui bahwa masa kanak-kanak harus dibagi lagi menjadi dua periode
yang berbeda awal dan akhirnya masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari
umur dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak
matang secara seksual. Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai
penutup masa bayi usia di mana ketergantungan secara praktis sudah dilewati,
diganti dengan tumbuhnya kemandirian.
BAB
III
PEMBAHASAN
MASALAH
A.
Perkembangan
Sesudah Tahun Pertama
Perkembangan sesudah tahun pertama ditandai oleh
beberapa prose-proses yang sangat fundamental. Misalnya perkembangan social dan
perkembangan kepribadian ditandai oleh perkembangan tingkah laku lekat.
Secara singkat ada 8 tanda-tanda esensial yang dapat
disebutkan dalam perkembangan seorang anak antara akhir tahun pertama dan
permulaan usia 4 tahun. Beberapa dari 8 tanda-tanda ini akan diuraikan nanti
lebih lanjut.
Dalam periode ini terjadi kemajuan yang sangat
pesat. Kemungkinan-kemungkinan yang ada pada permulaan periode ini, dapat
dilihat pada akhir periode tersebut sebagai suatu kenyataan.
Kemajuan-kemajuan itu adalah :
1. Pada
permulaan periode ini anak bisa duduk, berdiri dan berjalan dengan bantuan.
Bila anak mencapai usia 4 tahun ia dapat meloncat-loncat, memanjat, merangkak
di bawah meja dan kursi, dapat melakukan gerakan-gerakan yang kasar dan halus
denga tangan, kaki dan jari-jarinya. Dalam hal motorik praktis ia dapat
mandiri.
2. Pada
anak usia 4 tahun maka tangan dan mata bekerja sama dalam koordinasi yang baik,
anak lebih dapat mengadakan orientasi dalam situasi-situasi yang tidak asing.
Pada usia itu tangan anak merupakan alat untuk mengadakan eksplorasi keliling
yaitu melalui manipulasi dengan benda-benda, terutama alat-alat permainan dan benda-benda
sehari-hari.
3. Pada
usia 4 tahun anak sudah dapat berbahasa, ia dapat mengambil bagian secara aktif
dalam percakapan di rumah, komunikasi dengan teman-teman sebayanya mempperoleh
dimensi baru. Ia dapat memberikan pengaruh melalui bicaranya, ia dapat
menyatakan keinginan dan kebutuhan-kebutuhannya.
4. Pada
akhir periode ini anak memperoleh pengertian banyak mengenai benda-benda
menurut warna dan bentuknya, membedakan antara suara keras dan suara lembut, ia
mengerti nama benda-benda dan dapat menanyakan nama benda yang belum
diketahuinya.
5. Pada
usia 4 tahun anak sedikit banyak sudah mengerti ruang dan waktu. Ia mengerti
perbedaan antara siang dan malam, misalnya ia mengerti orang bermain pada siang
hari, dan tidur pada malam hari.
6. Pengertian
akan norma-norma pada anak usia 4 tahun juga sudah ada. Kata-kata “baik”,
“buruk”, “tidak boleh”, “jangan” dan sebagainya merupakan tanda-tanda untuk
mengatur tingkah laku yang akhirnya harus merupakan norma-norma batin bagi
tingkah laku selanjutnya.
7. Kebutuhan
untuk aktif, untuk berbuat sesuatu semakin lama makin ditentukan secara
kognitif, artinya : perbuatan dan tingkah lakunya tidak lagi ditentukan secara
kebetulan sesuai dengan apa yang ada, anak sudah dapat membuat rencana,
memikirkan apa yang akan dilakukannya. Dalam batas-batas tertentu anak sudah
mempunyai suatu perspektif masa depan.
8. Anak
tidak hanya menginginkan ada bersama-sama dengan orang dewasa, melainkan ia
sudah menginginkan dapat bergaul secara aktif dengan mereka. Di samping itu ada
kebutuhan untuk bergaul dengan anak-anak sebaya. Pada akhir periode ini anak
juga sudah mampu untuk bermain bersama dengan anak-anak sebaya dan
memperhatikan aturan-aturan yang ada.
Sampai sekarang belum diberikan perhatian terhadap
suatu hal yang penting dalam perkembangan anak, yaitu mengenai permanensi objek
yang tidak boleh dikacaukan dengan konstansi besar dan bentuk.
B.
Perkembangan
Fisik dan Psikomotorik
Dimuka telah dikemukakan bahwa perkembangan anak
antara akhir tahun pertama dan tahun ke empat terjadi dengan kemajuan-kemajuan
yang pesat. Namun begitu, mengenai perkembangan psikomotoriknya akan lebih baik
untuk mengambil batas sampai anak usia 5 tahun, karena lebih mudah untuk
mengadakan pemisahan antara umur 5 dan 6 tahun dari pada antara 3 dan 4 tahun.
Anggota-anggota
badan tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda. Perlu dilihat pula bahwa tiap
anak mempunyai tempo perkembangannya sendiri, meskipun ada norma-norma yang
dapat dilihat dari pergeseran tulang pada tangan anak. Seorang anak dapat
mempunyai umur kerangka 4 tahun sedangkan umur kronologisnya adalah 6 tahun.
Proporsi badan dan jaringan urat daging dapat
dikatakan tetap sampai kurang lebih tahun kelima. Sekitar tahun kelima mulailah
apa yang disebut “Gestaltwandel” pertama (Zeller,1936). Hal ini berarti bahwa
anak yang sampai sekarang mempunyai kepala yang relatif besar dan anggota badan
yang pendek akan mulai mempunyai proporsi badan yang seimbang. Anggota-anggota
badannya menjadi lebih panjang, perutnya mengecil dan kepalanya dibanding
dengan bagian-bagian badan yang lain mendapatkan proporsi yang normal. Semula
jaringan-jaringan tulang dan urat daging lebih berkembang menjadi lebih berat.
Jaringan lemak bertambah lebih lambat. Selama tahun kelima nampak perkembangan
jaringan urat daging secara cepat ( Gestaltwandel kedua mulai sekitar umur 10
tahun, yaitu pada waktu mulainya pubertas atau pada waktu mulainya perkembangan
seksualitas ) (lihat Zeller, 1936).
Sekitar usia 3 tahun anak sudah dapat berjalan
secara otomatis, bahkan pada alas yang tidak rata anak sudah dapat berjalan
tanpa kesukaran. Sekitar 4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang
dewasa. Kesukaran yang ada pada belajar berjalan berhubungan dengan kekuatan
badannya, yaitu untuk dapat menyandarkan seluruh berat badannya pada satu kaki.
Masalah yang lain adalah perkembangan mekanisme keseimbangan yang dibutuhkan
untuk dapat berjalan tegak.
Belajar berjalan banyak berhubungan dengan
proses-proses pemasakan yang dapat dipercepat dengan latihan. Bila anak sudah
dapat berjalan maka ia juga akan mencoba untuk berjalan dengan berbagai
variasi, misalnya berjalan mundur (sekitar 17 bulan) dan berjalan di atas tumit
(sekitar 30 bulan).
Sekitar bulan ke 18 anak mencoba untuk lari, tetapi
gayanya masih menyerupai gaya berjalan. Pada usia 2 atau 3 tahun anak
betul-betul dapat berlari, tetapi ia belum mampu untuk berhenti dengan cepat
atau untuk membalik. Pada usia 4 sampai 5 tahun anak sudah dapat lari, berhenti
dan berputar membalik. Sekitar usia 5 atau 6 tahun anak sudah dapat lari
seperti orang dewasa dan dapat menggunakan kemampuannya ini dalam
aktivitas-aktivitas permainannya.
Pada
usia ini anak juga banyak belajar berbagai macam koordinasi visio-motorik.
Aktivitas-aktivitas senso-motorik telah dapat diintegrasi menjadi aktivitas
yang dikoordinasi. Hal ini penting misalnya pada waktu mencontoh sebuah gambar
atau sebuah benda. Apa yang dilihat dengan mata harus dapat dipindahkan dengan
motoriknya menjadi sebuah pola lokomotorik yang biasa sudah dapat dikuasainya.
Perkembangan persepsual atau perkembangan pengamatan
banyak dipengaruhi oleh pengaruh factor-faktor keliling. Perkembangan
pengamatan yang terjadi pada waktu ini adalah perkembangan pengamatan bentuk.
Anak yang masih sangat muda lebih melihat keseluruhan (global) dari pada detil
atau perinciannya. Baru sekitar usia 5 atau 6 tahun anak melihat benda-benda
secara khusus. Peralihan dari sifat pengamatan yang global kesifat pengamatan
yang lebih khusus ini sampai lama merupakan kriterium yang pokok.
C.
Kebiasaan
Fisiologis
Dalam awal masa kanak-kanak, kebiasaan fisiologis
yang dasarnya sudah diletakkan pada masa bayi menjadi semakin baik. Tidak perlu
lagi disediakan makanan khusus dan anak belajar makan pada waktu-waktu
tertentu. Namun nafsu makan anak-anak tidak sebesar seperti pada masa bayi. Hal
ini sebagian disebabkan karena tingkat pertumbuhan telah menurun dan sebagian
karena sekarang ia telah mengembangkan jenis makanan yang disukai dan yang
tidak disukai.
Jumlah tidur yang dibutuhkan sehari-hari berbeda,
bergantung pada berbagai faktor tertentu seperti, banyaknya latihan di siang
hari dan macam kegiatan yang dilakukan.anak anak usia tiga taun tidur sekitar
12 jam sehari.tahun tahun berikutnya jumlah tidur sehari-hari rata-rata
berkurang sekitar setengah jam dari tahun sebelumnya.
Seperti telah ditunjukan dalam bab
sebelumnya,pengendalian pembuangan kotoran telah dikuasai pada masa akhir
bayi.Pada usia tiga tahun atau empat tahun anak sudah harus dapat mengendalikan
kantung kemih pada malam hari.Pada saat anak-anak siap masuk sekolah
pengendalian kantung kemih sudah harus sempurna,sehingga sekalipun merasa lelah
dan mengalami ketegangan emosi,anak-anak akan tetap tidak mengompol.
D.
Perkembangan
Kepribadian dan Perkembangan Sosial
1.
Tingkah
laku lekat sesudah umur satu tahun
Tingkah laku lekat pada bagian kedua tahun pertama
yang tertuju pada satu orang, segera akan tertuju juga pada orang-orang lain di
sekitarnya.
Keterangan
di muka menunjukkan bahwa terjadinya tingkah laku lekat pada anak dapat
ditinjau dari dua macam segi. Segi yang satu menunjukkan bahwa tingkah laku
lekat terjadi karena proses belajar, sedang segi yang lain menyatakan bahwa
tingkah laku lekat tersebut merupakan cirri khas manusia.
Pendapat yang kedua ini menurut para penulis lebih
mendekati kenyataan. Tingkah laku lekat merupakan kecenderungan dasar pada anak
yang sudah ada sebelum proses-proses belajar dapat terjadi. Dalam hubungan yang
dyadis yang merupakan sifat khas hubungan antara ibu (pengasuh) dan anak, maka
tingkah laku lekat dapat dipandang sebagai “sifat yang sturktural dari hubungan
ibu dan anak” (Hartup, 1973, h. 17)
Sampai
sekarang maka beberapa pendapat yang dikemukakan baru mengenai pendapat tentang
tingkah laku lekat pada tahun pertama. Dalam hal ini ada dua teori : 1)teori
diferensiasi dan 2)teori parallel.
2.
Teori
Diferensiasi
Teori ini berdasarkan pendapat Bowbly (1951). Sejak
lama kelekatan dan ketergantungan dianggap mempunyai arti yang sama.
Kenyataannya dua hal ini sangat berbeda satu sama lain. Pada kelekatan maka
anak mencari kontak sosial tetapi juga suatu sikap penuh kehangatan dan kasih
saying. Dalam hal ini anak mempunyai pilihan terhadap orang-orang tertentu :
pertama adalah ibunya, ayahnya atau anggota-anggota keluarga yang lain.
Menurut teori differensiasi ini anak dianggap
relatif mempunyai kelekatan dengan ibunya sampai kurang lebih 6 tahun, baru
sesudahnya anak akan mengadakan ikatan dengan orang-orang dewasa yang lain.
3.
Teori
Paralel
Dalam meninjau teori ini perlu kiranya untuk
meninjau teori Maccoby dan Masters (1970). Berpendapat bahwa anak sesudah umur
satu tahun segera akan menunjukkan tingkah laku lekat terhadap orang-orang
dewasa maupun pada anak-anak sebaya yang lain. Observasi-observasi yang
dilakukan terhadap keadaan di Indonesia menunjukkan bahwa anak bayi mengalami
pola asuhan yang tidak sama yang sangat tergantung pada situasinya.
4.
Egosentrisme
Egosentrisme merupakan pemusatan pada diri sendiri
dan merupakan suatu proses dasar yang banyak dijumpai pada tingkah laku anak,
pengamatan anak banyak ditentukan oleh pandangan sendiri, anak juga belum
mempunyai orientasi mengenai pemisahan subjek-objek. Perasaan dan pemikiran
masih terpusat pada diri sendiri. Anak belum dapat menempatkan dirinya sendiri
dalam keadaan orang lain. Egosentrisme harus dapat jelas dibedakan dari egoism,
yang terakhir ini merupakan suatu sikap yang menunjukkan ketamakan.
Egosentrisme sebagian dapat diterangkan dari reaksi lingkungan terhadap tingkah
laku anak.
5.
Tingkah
laku ambil alih peran
Ambil
alih peran merupakan proses sosial dan proses kognitif yang menunjukkan bahwa
seseorang dapat menempatkan diri pada motif-motif, perasaan, pikiran dan
tingkah laku orang lain. Hal ini berarti bahwa orang tadi mampu untuk
melepaskan diri dari perspektif orang lain. Sikap dapat menempatkan diri dalam
keadaan orang lain ini mengandung arti bahwa seseorang dapat membedakan dasar
pandangan orang lain dari dasar pandangan sendiri, perspektif sendiri.
Kemampuan ini disebut “desentrasi sosial”.
6.
Belajar
model
Belajar model adalah proses menirukan tingkah laku
orang lain yang dilihat, dilakukan secara sadar atau tidak. Sinonim dengan
belajar model ini adalah imitasi, identifikasi dan belajar melalui observasi.
Belajar model merupakan bentuk belajar yang kompleks.
7.
Periode
perkembangan fase kepala batu
Dalam buku-buku Eropa maka pembangkangan usia awal
ini, yang dapat timbul antara 2,5 tahun dan 3,5 tahun merupakan suatu hal yang
mutlak dalam perkembangan. Menurut Hetzer (1961) dan Remplein (1962)
pembangkangan ini dianggap sebagai proses inti perkembangan kemauan dan
kepribadian. Anak yang tidak menunjukkan pembangkangan pada periode tersebut
mengalami bahaya untuk berkembang menjadi pribadi yang terganggu.
8.
Permainan
dan tingkah laku bermain
Permainan adalah selalu bermain dengan sesuatu,
dalam permainan selalu ada sifat timbale balik, sifat interaksi. Permainan
berkembang tidak statis melainkan dinamis, merupakan proses dialektik yaitu
tese-antese-sintese. Karena proses yang berputar ini, dapat dicapai suatu
klimaks dan mulailah prosesnya dari awal lagi.
Permainan juga ditandai oleh pergantian yang tak
dapat diramalkan lebih dahulu, setiap kali dipikirkan suatu cara yang lain atau
dicoba untuk datang pada suatu klimaks tertentu. Orang bermain tidak hanya
bermain dengan sesuatu atau dengan orang lain, melainkan yang lain tadi juga
bermain dengan orang yang bermain itu. Bermain menuntut ruangan untuk bermain
dan menuntut aturan-aturan permainan. Aturan-aturan permainan membatasi bidang
permainannya.
9.
Gambaran
Anak
Seperti halnya bermain, maka menggambar juga
merupakan suatu aktifitas yang spontan. Anak “menggambar” segera sesudah mereka
mampu memegang pensil atau alat tulis yang lain. Anak bisa melakukan hal itu
mulai berusia sekitar 52 minggu. Menggambar merupakan suatu gerakan motoris
yang global bagi anak, seluruh badan seakan-akan ikut terlibat melakukan
gerakan itu.
Menggambar, seperti halnya bermain, merupakan
aktifitas yang perlu bagi anak. Menggambar perlu sebagai pernyataan perasaan
dan persiapan membaca dan menulis. Khususnya untuk aspek yang pertama jelaslah
bahwa anak harus diberi kesempatan dan harus didorong untuk mau menggambar,
meskipun tidak boleh dipaksa. Seperti halnya pada bermain, maka anak
membutuhkan perlindungan dan stimulasi dalam perkembangan kemampuan menggambar.
E.
Perkembangan
Bahasa
Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui
bahasa tangis. Melaltii bahasa tersebut scorang bayi mengkomunikasikan segala
kebutuhan dan keinginannya. Scjalan dengan perkembangan kemampuan serta
kematangan jasmani tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi
tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya
lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat
dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan
berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam
bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah
pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk
yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak
dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan
meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan
tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini
dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak
untuk belajar dan sebagainya. Orang tua sangat bertanggung jawab atas
kesuksesan belajar anak dan sebaiknya selalu berusaha meningkatkan potensi anak
agar dapat berkembang secara maksimal. Pada gilirannya anak akan dapat berkembang
dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia karena dengan mudah berkomunikasi
dengan lingkungan, bersedia memberi dan menerima segala sesuatu.
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang
disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karera
itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu
bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu:
periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode
linguistik inilah mulai saat anak mengucapkan kata kata yang, pertama. Yang
merupakan saat paling meiiakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam
tiga fase, yaitu.
1.
Fase satu kata atau Holofrase
2.
Fase lebih dari satu kata
3.
Fase differensiasi
F. Ketrampilan Pada Masa Awal Masa
Kanak-kanak
Awal masa kanak-kanak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari
keterampilan tertentu. Terdapat tiga alas an. Pertama, anak sedang mengulang-ulang
suatu aktivitas sampai mereka terampil melakukannya.kedua,anak-anak bersifat
pemberani sehingga tidak terhambat oleh rasa takut kalau dirinyamengalami sakit
atau diejek-ejek teman-temannya sebagaimana ditakuti anak yang lebih besar.
Dan ketiga,anak belia mudah dan cepat belajar Karena tubuh mereka masih sangat
lentur dan keterampilan yang dimiliki baru sedikit sehingga keterampilan yang
baru dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang sudah ada.
Awal masa
kanak-kanak dapat dianggap sebagai”saat belajar”untuk belajar keterampilan(59).
Apabila anak-anak tidak diberi kesempatan mempelajari keterampilan
tertentu,perkembangannya sudah memungkinkan dan ingin melakukannya karena
berkembangnya keinginannyauntuk mandiri,maka mereka tidak saja akan kurang
memiliki dasar keterampilan yang telah dipelajari oleh teman-teman sebayanya
tetapi juga akan kurang memiliki motifasi untuk mempelajari berbagai
keterampilan pada saat diberi kesempatan
G. Anak dan Keluarga
Pada waktu sekarang maka hubungan keluarga merupakan suatu gejala yang
normal, suatu keluarga dengan dua orang tua dan anak. Dalam masyarakat
Indonesia masih ada kemungkinan jumlah keluarga ditambah dengan nenek, adik,
atau bibi, paman atau keponakan-keponakan menurut situasinya, namun inti
keluarga tetap terdiri dari orang tua dan anak.
Aries(1962) mengemukakan suatu tinjauan historis mengenai relasi antara
anak dan keluarga yang lebih berhubungan dengan lingkungan sosialyang lebih
rendah. Sekarang semua anak mempunyai
hak yang sama mereka semua mendapatkan kasih saying dan berhak mendapatkan
pendidikan yang sama. Berhubung dengan itulah maka disamping memberikan
kesempatan bagi berkembangnya individualitas, penting pula untuk mengembangkan
sikap dan sifat sosialnya sehingga anak tidak berkembang menjadi orang yang
individualistis saja. Perpaduan antara sifat individu dan sifat sosial dapat
menjamin hidup yang bahagia sebagai individu yang hidup dalam kehidupan
bersama. Keluarga dengan keterbatasan dan kemungkinannya dapat merupakan
tantangan dan kesempatan realitas bagi anak. Diharapkan bahwa dua hal ini dapat
saling mengisi dan bermanfaat bagi pekembangan anak yang optimal.
H. Minat Pada Awal Masa Kanak-kanak
Ada
beberapa minat yang berlaku umum di antaranya:
1.
Minat pada Agama
Keyakinan
agama, sebagian besar tidak berarti bagi anak-anak meskipun mereka menunjukkan
minat dalam agama. Tetapi karena banyaknya masalah pada anak-anak dijelaskan
dalam rangka agama seperti kelahiran, kematian, pertumbuhan dan
unsure-unsurnya, maka keinginan tahu tentang masalah-masalah agama menjadi
besar dan mereka mengajukan banyak pertanyaan. Anak-anak menerima jawaban
terhadap pertanyaan mereka tanpa ragu-ragu, sebagaimana sering dilakukan oleh
anak yang sering dilakukan oleh anak yang lebih besar dan remaja.
2.
Minat pada Tubuh Manusia
Minat
timbul lebih dahulu pada anggota bagian luar tubuh dari pada minat bagian dalam
tubuh . Tetapi sebelum periode ini berakhir, kebanyakan anak menunjukkan minat
besar pada bagian dalam tubuhnya dan ingin mengetahui di mana letak hati,
paru-paru, otak, dan sebagainya. Dan juga apa fungsinya. Anak juga ingin
mengetahui tentang pembuangan dan dari mana asalnya kotoran itu.
Anak-anak
menyatakan minatnya pada tubuh dengan memberikan komentar tentang berbagai
bagian tubuh dan dengan mengsjukan pertanyaan-pertanyaan. Kalau ini belum
memuaskan, ia memeriksa bagian tubuhnya dan tubuh teman-teman bermainnya. Tidak
ada proses yang lebih menarik dari pada proses pembuangan dan anak
memperhatikan dengan penuh minat setiap kali ia ke kamar kecil.
3.
Minat terhadap diri sendiri
Setelah
masa bayi yang tidak berdaya dilampaui, tidak mengherankan kalau kebanyakan
anak masih terus mempertahankan minat terhadap diri sendiri yang tadinya perlu
agar bayi ditunggu dan dirawat orang lain. Egosentrisme awal masa kanak-kanak
sangat jelas pada tahun pertama dan tahun kedua sebelum anak mulai bermain
dengan anak-anak lain yaitu masa bermain sejajar.
4.
Minat terhadap seks
Banyak anak memperlihatkan minat mereka terhadap seks dengan
membicarakannya dengan teman-teman bermain kalau tidak ada orang dewasa.
5.
Minat terhadap pakaian
Anak-anak tidak banyak berminat mengenai penampilannya, apakah ia bersih
atau kotor, rapih atau tidak, tetapi ia mempunyai minat yang besar dalam
berpakaian. Anak menemukan bahwa berpakaian dapat menarik perhatian.
I. Arti Bermain Bagi Anak
Pada usia
kanak-kanak fungsi bermain mempunyai pengaruh besar sekali bagi perkembangan
anak.Jika pada orang dewasa sebagian besar dari perbuatannya di arahkan pada
pencapaian tujuan dan prestasi dalam bentuk kegiatan KERJA,maka kegiatan anak
sebagian besar berbentuk aktivitas BERMAIN.
Permainan adalah
kesibukan yang dipilih sendiri oleh tujuan,umpamanya saja,jika anak bayi
berusaha menyentak-nyentakan tangan dan kakinya dengan tidak
henti-hentinya,meremas-remas jari-jari,dan terus menerus menggoyang-goyangkan
badannya,maka semua gerakan itu tidak bertujuan..Dengan kata lain “tujuan”dari
gerakan-gerakan tadi terkandung dalam perbuatan itu sendiri,dan berlangsung
secara tidak sadar.Kegiatan bermain enis ini distimulir olh dorongan dalam diri
anak oleh impuls intern.Gerakan-gerakan tersebut dilakukan demi gerakan itu
sendiri,dalam iklim psikis bermain-main yang mengasikan dan menyenangkan
hati.Kegiatan bermain bayi-bayi dan anak kecil itu lebih tepat jika disebutkan
sebagai usaha mencoba-coba dan melatih diri.
Manfaat bermain bagi perkmbangan anak sesungguhnya
bermain memberi manfaat yang besar bagi perkembangan anak. Elisabeth B.hurlock,salah
seorang pakar perkembangan anak,menuliskan dalam buku child
development,setidaknya ada 11 manfaat yang dapat diraih dalam kegiatan bermain
bagi anak,namun saya hanya akan menguraikan 9 diantaranya.yaitu:
1.Perkembangan
fisik.
2.Penyaluran
bagi energy emosional yang terpendam.
3.Dorongan
berkomunikasi.
4.Penyaluran
bagi kebutuhan dan keinginan.
5.Sumber
belejar.
6.Rangsangan
bagi kreatifitas.
7.Perkembangan
wawasan diri.
8.Belajar
bermasyarakat.
9.Standar
moral.
J.
Bahaya
Pada Awal Masa Kanak-kanak
Bahaya pada masa kanak-kanak dapat
bersifat fisik, psikologis atau keduanya. Gizi yang kurang baik misalnya, dapat
mengahalangi pertumbuhan fisik dan mental seperti halnya pertengkaran keluarga
dapat mengabaikan tekanan yang juga dapat menghambat pertumbuhan. Bahaya
psikologis pada awal masa kanak-kanak lebih banyak dari pada bahaya fisik dan
lebih merusak penyesuaian pribadi serta pentesuaian sosial anak.
1. Bahaya
Fisik, awal masa kanak-kanak menimbulkan reaksi psikologi maupun fisik,
terutama penyakit, kecelakaan dan kejanggalan.
2. Bahaya
Psikologis, semua bidang perkembangan perilaku anak dikaitkan dengan potensi
bahaya yang dapat membawa akibat buruk pada penyesuaian pribadi dan sosial.
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Dalam
periode akhir tahun pertama sampai dengan tahun ke empat banyak sekali kemjuan
yang dicapai anak dalam perkembangan motorik, sosial dan kognitif. Bertambahnya
kemampuan motorik membuat lingkup gerak anak semakin luas dan dengan demikian
menambah luas lingkup hidupnya.
Belajar
tingkah laku anak bertambah melalui peniruan model keluarga maupun teman sebaya
dan memperoleh dimensi-dimensi baru melalui dunia permainan. Begitu juga
kemampuan bertambah dalam ambil alih peran, yaitu dapat menempatkan diri dalam
perasaan, motif, dan pikiran orang lain. Stimulasi yang senilai dalam hal ini
dapat lebih menambah lagi kemampuan tersebut. Di samping permainan, bahasa
serta gambaran sebagai bentuk pernyataan dan bentuk komunikasi menduduki tempat
yang sentral dalam periode ini. Pada usia empat tahun anak sudah dapat menjadi
pasangan yang aktif dan sudah dapat mengerti dan memberikan pengaruh terhadap
aturan hidup sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Elizabeth B. Harlock.
1980. Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Erlangga
Kartini Kartono. 2007. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju
John W. Santrock. 2007 . Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
www.google.com